Wisata Keindahan Pegunungan "Pagaralam"
LETAK GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFI DAERAH PAGAR ALAM
Kota Pagar Alam masih termasuk dalam
wilayah propinsi Sumatera Selatan, letaknya sekitar 298 Km dari kota
Palembang. Perjalanan bisa ditempuh dengan waktu sekitar 8 jam
menggunakan jalan darat dan tidak ada jalan alternatif lain. Dimulai
dari kota Palembang, melewati Jembatan Musi II dan Inderalaya. Lalu
masuklah kita ke kota Prabumulih, Tanjung Enim, Muara Enim, Lahat, dan
terakhir Pagar Alam.
Kota Pagar Alam ini punya banyak sungai,
diantaranya sungai Lematang Indah, Selangis Besar, Selangis Kecil, Air
Kundur, Betung, Air Perikan. Selain itu terdapat air terjun yang
indahnya, misalnya Air Terjun Lematang Indah, Curug Embun dan Curug
Mangkok. Untuk geografi, terletak di bawah kaki Gunung Dempo sehingga
iklim di Pagar Alam terasa dingin (sejuk). Tak elak air disana terasa
seperti air es. Selain itu bentuk permukaan tanahnya bervariasi dimulai
dari dataran sampai bergunung. Oleh hal ini akses jalan lebih didominasi
oleh bentuk jurang, tikungan tajam dan bergelombang.
Menurut kaca mataku, kota Pagar Alam ini
punya potensi yang baik sebagai kota Pariwisata dan kota Bunga. Nyatanya
kota Pagar Alam ini merupakan daerah penghasil sayur mayur dan
buah-buahan. Hal ini didukung oleh cuaca yang sejuk sehingga mayoritas
tanaman teh hijau seperti ’simbol’ dari kota ini. Jika pemerintahan
Pagar Alam dapat mengelola dengan baik, tentunya produk-produk
pariwisata dari Pagar Alam ini dapat dijual ke mancanegara ataupun
wisatawan lokal.
JURNAL LIBURAN
Sebelum sampai ke Pagar Alam, kami
bermalam di rumah teman di kota Lahat. Lantaran keadaan tidak
memungkinkan untuk kami melanjutkan perjalanan di tengah malam dengan
keadaan jalan rawan terjadi kecelakaan. Kota Lahat sendiri kota yang
cukup sejuk, mungkin daerahnya masih berdekatan dengan kota Pagar Alam.
Lahat terkenal dengan gunung Jempol, begitu kata orang. Ada yang bilang
gunung tapi ada juga yang bilang bukit. Kemudian kenapa dibilang jempol,
karena bentuk gunungnya seperti kepalan tangan dengan jempol mengacung
ke atas. Perjalanan dari Palembang ke Lahat memerlukan waktu sekitar 7
jam, karena kami berangkat dari pukul 4 sore dan tiba pukul 10 malam.
Sisa waktu kami pakai untuk makan malam dan sholat.
Pagi harinya barulah kami melanjutkan ke
Pagar Alam, kurang lebih 1,5 jam perjalanan dan dari arah kejauhan
gunung Dempo berdiri dengan gagahnya di tengah kota. Sungguh pemandangan
yang membuat kami berdecak kagum akan hasil karya Sang Pencipta.
Kemudian dilanjutkan dengan memesan vila
yang terletak sekitar 7 Km dari bawah kaki gunung Dempo. Secara langsung
kita akan langsung dapat melihat betapa besar dan tinggi gunung Dempo
ditambah hamparan luas daun teh hijau. Sekitar pukul 9 pagi gunung Dempo
sudah mulai tertutup oleh kabut yang tebal di sekeliling gunung, tapi
jika kamu bangun sekitar pukul 5 pagi kamu akan lihat dengan telanjang
mata bagaimana bentuk gunung Dempo seutuhnya.
Setelah meletakkan barang di dalam vila,
kami bergegas untuk pergi ke Air Terjun Curug Embun, tadinya mau ke Air
Terjun Lematang Indah tapi dibatalkan karena lokasinya jauh dari vila
kami. Air Terjun Curug Embun sendiri tidak kalah indahnya dengan
Lematang Indah, yang membedakan hanya bentuk air terjunnya saja. Kalau
Curug Embun airnya langsung jatuh ke bawah, sedangkan Lematang Indah
bentuknya seperti anak tangga sehingga air yang turun tidak langsung ke
bawah.
Setelah puas bermain air dan seluruh
badan basah dan kedinginan, kita balik ke vila dan menghabiskan malam di
dalam vila sampai esok paginya.
Paginya melihat bagaimana ibu-ibu memetik
daun teh, kemudian untuk para laki memetik teh dengan menggunakan
mesin. Aku sempat mengira mereka menggunakan sapi, karena mesinnya dari
arah kejauhan mirip seperti sapi. Dan tidak terlalu rumit untuk memetik
daun teh, karena yang dipetik adalah daun yang masih muda dan hijau,
sementara daun yang sudah tua dipakai untuk dibuat teh hitam atau teh
yang berwarna agak kehitaman.
Setelah puas, kita melanjutkan untuk naik
ke atas gunung Dempo menggunakan mobil. Wah ini pengalaman yang sangat
seru dan membuat menahan nafas sejenak sewaktu melewati
tikungan-tikungan gunung yang tajam dan bergelombang. Untuk
menghilangkan rasa tegang, kami berteriak dengan kencang. Dan kitapun
sampai di Puncak Rimau. Dari puncak Rimau ini kita bisa melihat kota
keindahan kota Pagar Alam seutuhnya dari atas.
Kita juga sempat terjebak kabut yang
membuat lebih lama berada di atas. Soalnya dengan keadaan begitu sangat
tidak memungkinkan untuk turun ke bawah.
Kemudian kita dapat tugu "Pagaralam Kota Bunga" yang berlokasi di komplek perkantoran Walikota pagaralam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar