Senin, 23 Desember 2013

Keindahan Kota Pagaralam

Wisata Keindahan Pegunungan "Pagaralam"

LETAK GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFI DAERAH PAGAR ALAM
 
Kota Pagar Alam masih termasuk dalam wilayah propinsi Sumatera Selatan, letaknya sekitar 298 Km dari kota Palembang. Perjalanan bisa ditempuh dengan waktu sekitar 8 jam menggunakan jalan darat dan tidak ada jalan alternatif lain. Dimulai dari kota Palembang, melewati Jembatan Musi II dan Inderalaya. Lalu masuklah kita ke kota Prabumulih, Tanjung Enim, Muara Enim, Lahat, dan terakhir Pagar Alam.
Kota Pagar Alam ini punya banyak sungai, diantaranya sungai Lematang Indah, Selangis Besar, Selangis Kecil, Air Kundur, Betung, Air Perikan. Selain itu terdapat air terjun yang indahnya, misalnya Air Terjun Lematang Indah, Curug Embun dan Curug Mangkok. Untuk geografi, terletak di bawah kaki Gunung Dempo sehingga iklim di Pagar Alam terasa dingin (sejuk). Tak elak air disana terasa seperti air es. Selain itu bentuk permukaan tanahnya bervariasi dimulai dari dataran sampai bergunung. Oleh hal ini akses jalan lebih didominasi oleh bentuk jurang, tikungan tajam dan bergelombang.
Menurut kaca mataku, kota Pagar Alam ini punya potensi yang baik sebagai kota Pariwisata dan kota Bunga. Nyatanya kota Pagar Alam ini merupakan daerah penghasil sayur mayur dan buah-buahan. Hal ini didukung oleh cuaca yang sejuk sehingga mayoritas tanaman teh hijau seperti ’simbol’ dari kota ini. Jika pemerintahan Pagar Alam dapat mengelola dengan baik, tentunya produk-produk pariwisata dari Pagar Alam ini dapat dijual ke mancanegara ataupun wisatawan lokal.
JURNAL LIBURAN
Sebelum sampai ke Pagar Alam, kami bermalam di rumah teman di kota Lahat. Lantaran keadaan tidak memungkinkan untuk kami melanjutkan perjalanan di tengah malam dengan keadaan jalan rawan terjadi kecelakaan. Kota Lahat sendiri kota yang cukup sejuk, mungkin daerahnya masih berdekatan dengan kota Pagar Alam. Lahat terkenal dengan gunung Jempol, begitu kata orang. Ada yang bilang gunung tapi ada juga yang bilang bukit. Kemudian kenapa dibilang jempol, karena bentuk gunungnya seperti kepalan tangan dengan jempol mengacung ke atas. Perjalanan dari Palembang ke Lahat memerlukan waktu sekitar 7 jam, karena kami berangkat dari pukul 4 sore dan tiba pukul 10 malam. Sisa waktu kami pakai untuk makan malam dan sholat.
Pagi harinya barulah kami melanjutkan ke Pagar Alam, kurang lebih 1,5 jam perjalanan dan dari arah kejauhan gunung Dempo berdiri dengan gagahnya di tengah kota. Sungguh pemandangan yang membuat kami berdecak kagum akan hasil karya Sang Pencipta.
Kemudian dilanjutkan dengan memesan vila yang terletak sekitar 7 Km dari bawah kaki gunung Dempo. Secara langsung kita akan langsung dapat melihat betapa besar dan tinggi gunung Dempo ditambah hamparan luas daun teh hijau. Sekitar pukul 9 pagi gunung Dempo sudah mulai tertutup oleh kabut yang tebal di sekeliling gunung, tapi jika kamu bangun sekitar pukul 5 pagi kamu akan lihat dengan telanjang mata bagaimana bentuk gunung Dempo seutuhnya.
Setelah meletakkan barang di dalam vila, kami bergegas untuk pergi ke Air Terjun Curug Embun, tadinya mau ke Air Terjun Lematang Indah tapi dibatalkan karena lokasinya jauh dari vila kami. Air Terjun Curug Embun sendiri tidak kalah indahnya dengan Lematang Indah, yang membedakan hanya bentuk air terjunnya saja. Kalau Curug Embun airnya langsung jatuh ke bawah, sedangkan Lematang Indah bentuknya seperti anak tangga sehingga air yang turun tidak langsung ke bawah.
Setelah puas bermain air dan seluruh badan basah dan kedinginan, kita balik ke vila dan menghabiskan malam di dalam vila sampai esok paginya.
Paginya melihat bagaimana ibu-ibu memetik daun teh, kemudian untuk para laki memetik teh dengan menggunakan mesin. Aku sempat mengira mereka menggunakan sapi, karena mesinnya dari arah kejauhan mirip seperti sapi. Dan tidak terlalu rumit untuk memetik daun teh, karena yang dipetik adalah daun yang masih muda dan hijau, sementara daun yang sudah tua dipakai untuk dibuat teh hitam atau teh yang berwarna agak kehitaman.
Setelah puas, kita melanjutkan untuk naik ke atas gunung Dempo menggunakan mobil. Wah ini pengalaman yang sangat seru dan membuat menahan nafas sejenak sewaktu melewati tikungan-tikungan gunung yang tajam dan bergelombang. Untuk menghilangkan rasa tegang, kami berteriak dengan kencang. Dan kitapun sampai di Puncak Rimau. Dari puncak Rimau ini kita bisa melihat kota keindahan kota Pagar Alam seutuhnya dari atas.
 
Kita juga sempat terjebak kabut yang membuat lebih lama berada di atas. Soalnya dengan keadaan begitu sangat tidak memungkinkan untuk turun ke bawah.  

 
 
Kemudian kita dapat tugu "Pagaralam Kota Bunga" yang berlokasi di komplek perkantoran Walikota pagaralam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar